Saya tidak mungkin menikah tanpa restu dan bahagianya mama...

saya tidak pernah tahu dengan siapa nantinya saya berjodoh...saya juga tidak pernah tahu bagaimana rupa dan wajahnya pria yang akan selalu mendampingi saya kelak...sejujurnya ada rasa keraguan dihati...apakah saya sudah siap untuk melangkahkan kaki ke jenjang pernikahan..??? atau saya hanya ketakutan dan ingin segera menyudahi setiap pertanyaan "kapan nikah" yang muncul ketika bertemu dengan saudara atau teman....saya belum yakin dengan hati saya sendiri...saya takut salah melangkah...dan saya takut mengecewakan kedua orang tua saya karena salah memilih.

Tuhan...tuntunlah hambamu yang papa ini untuk menemukan cinta sejati....menemukan pria terbaik yang telah Engkau persiapkan untukku....menjaga setiap janji dan ikatan dalam satu kata yaitu "kesetiaan"...jangan sampai pudar dan termakan jaman sehingga berubah mencari kesenangan yang sesaat...saya hanya ingin bahagia dan membahagiakan...bukan melukis khayalan semata bak putri dalam negeri dongeng.

Seorang nenek tukang urut yang biasa saya sebut "Emak nenek" pernah mengatakan bahwa jodoh saya kelak adalah pria dewasa, mapan dan sangat sayang kepada saya....mendengar ucapan emak, saya sangat senang dan menanti kapan pria yang dibicarakan itu segera hadir...namun hingga kini, saya belum menemukannya....memang banyak pria yang hadir untuk coba menulis cerita, tapi nyatanya tak juga menghasilkan ending bahagia ....kebanyakan dari mereka memang berbeda dengan saya.

Saya juga tak pernah mempermasalahkan berdampingan diatas perbedaan itu....justru dari perbedaan itu saya banyak belajar...tapi jika untuk sebuah kata yaitu "pernikahan" saya tetap menginginkan kesamaan...bukan berarti yang berbeda itu tak indah, namun akan jauh lebih mudah jika sudah dalam satu tiang kesamaan...

seorang mangku atau yang biasa dipanggil dengan sebutan "bu dayu" juga mengatakan perihal jodoh saya...ia mengatakan bahwa kelak jodoh saya adalah yang masih satu kawitan atau masih semeton/keluarga/kerabat...memang dulu ketika saya masih kecil, saya punya teman deket di Bali dan sampai saat ini kami masih berhubungan baik...mungkin saja dia yang dimaksud oleh bu dayu...tapi masalahnya adalah mama kurang suka, karena kami masih memiliki hubungan saudara...lalu bu dayu berkata lagi "ya biar aja mama ga suka kalau Ida Betara/leluhur mengijinkan ya mau apa..?" saya jadi bingung sebenarnya...jika memang benar dia yang di bali itu adalah jodoh saya, lalu apakah mama mau menerimanya..?? saya tidak mungkin menikah tanpa restu dan bahagianya mama....

Kesamaan dalam satu tiang ini bukan hanya keinginan saya sendiri melainkan juga harapan kedua orang tua saya...saya tidak ingin mereka kecewa atas pilihan saya...saya ingin mereka bahagia dengan pilihan saya, karena yang terpenting adalah kebahagiaan mereka, selebihnya saya pasrahkan saja...kalau saya boleh jujur, ada beberapa pria yang mengajak saya melangkah serius, tapi kembali lagi kami berbeda....dan hasil akhirnya pun tak "happy ending"

kini yang bisa saya lakukan hanyalah berdoa, berpasrah dan menunggu sampai tiba masanya dimana saya dan "dia" akan dipertemukan...ada perasaan iri tak bisa dipungkiri ketika melihat teman dan sahabat saya sudah melenggang ke altar pernikahan...tapi saya bisa apa, jika sang pemilik hidup belum mengatakan "iya"... ada rencana indah dibalik penantian panjang ini, saya yakin itu....dan semoga saja apa yang saya impikan memang yang Tuhan juga rencanakan untuk saya... "Awighnam Astu"

Comments

Popular posts from this blog

Cinta (penipuan) Berkedok Pelayaran

Leboy..

Pura Kawitan "Arya Pengalasan" Lampung