Nangkil di Pura Kaki Gunung Lawu

Ini adalah pengalaman pertama bagi saya ketika nangkil ke pura namun letak puranya di kaki Gunung Lawu. Udaranya sangat sejuk, pemandangan di sekelilingnya sangat indah, kanan kiri jalan dihiasi bukit yang hijau. Airnya dingin karena berasal dari mata air pegunungan. Sejenak mata kita akan disuguhkan dengan alam yang benar-benar indah dengan sawah dan ladang yang terbentang, sungai dan bebatuan serta air yang deras, semuanya terasa begitu sempurna. Terima kasih Tuhan....untuk nikmat yang tiada tara ini "syukurku dalam hati".

Aku dan rombongan PERMUDHITA memulai perjalanan pada Rabu, 24 Desember 2014. Kami berkumpul di Stasiun Senen pukul 15.00 WIB, kami akan menaiki kereta ekonomi Brantas dan berhenti di stasiun Solo Jebres keesokan harinya pada pukul 02.00 WIB. Jangan bayangkan kereta itu kosong, karena bersamaan libur natal dan tahun baru serta libur sekolah, kereta itu penuhnya luar biasa...hihiiii..sampai-sampai mau selonjoran saja susah. Singkatnya, setelah tiba di stasiun Solo Jebres, kami dijemput oleh panitia yang sebelumnya sudah berangkat terlebih dahulu. Kami dijemput dengan bus mini, yang mungkin merupakan kendaraan umum warga setempat.

Selama kami bertirta yatra, kami tinggal di rumah keluarga mas wawan, salah satu anggota permudhita. Setelah istirahat sebentar, kami langsung bersiap2 untuk menuju rute nangkil di hari pertama. Ada 5 pura yang kami kunjungi hari ini, Kamis 25 Desember 2014. Pura-pura tersebut adalah:

1. Pura Kertaloka, Karang Anyar, Jawa Tengah

   Untuk mencapai pura ini diperlukan effort yang tinggi, gimana enggak pura nya ada di atas dan
   untuk sampai disana kami harus berjalan kaki menanjak. Tanjakannya juga curam, tidak seperti 
   di Jakarta, tanjakan disini tajam dan menukik. Sedikit cape dan ngos-ngosan tapi demi mampir
ke rumah Tuhan, rasa cape itu saya abaikan....hahahaa...dan walaupun basah keringat, toh akhirnya saya tetap sampai diatas sana.


2. Pura Indrasana, Karang Anyar, Jawa Tengah

   Masih diatas posisinya, kami tetap harus berjalan kaki dan menanjak. Cuma bedanya, saat ingin    nangkil ke pura ini, kami disambut dengan hujan lebat. Karena gak semua orang bawa payung, alhasil kami menunggu gantian untuk dijemput oleh panitia. Meskipun sudah menggunakan payung dan jas hujan, tetep saja baju basah karena tampias. Terutama baju saya, yang rasanya seolah kuyub diguyur hujan tapi tetap tidak melunturkan niat saya untuk bersembahyang. Yang saya minta adalah "semoga tidak masuk angin meskipun sudah kuyub seperti ini" dan ternyata di kabulkan loh oleh Ida Betara.

 
3. Candi Ceto, Karang Anyar, Jawa Tengah

   Tujuan kami yang ketiga adalah Canri Ceto, masih sama dengan pura sebelumnya, lokasi candi
    ceto ini ada diatas. Kami harus menaiki anak tangga yang cukup banyak, didampingi dengan
    deraian hujan yang turun dan angin yang berhembus. Belum sempat baju yang tadi kering,
    sekarang sudah dibasahi lagi. Tapi dengan semangat yang tetap menyala, kami pun menaiki 
    anak tangga dengan penuh keyakinan meskipun hujan. Setelah tiba dipuncak, tepat di depan
    sebuah candi, kami langsung bersembahyang dengan sikap padaasana (berdiri). Tak berapa
   lama, mangku setempat mengijinkan kami untuk masuk ke area candi diatas, setelah 
   sembahyang kami pun mengitari candi sebanyak 3 kali dan mencium candi tersebut.


4. Pura Kalisodo, Karang Anyar, Jawa Tengah

Ini merupakan pura keempat, di pura ini aura yang saya tangkap cukup kuat. Gimana tidak, tepat dibelakang pura ini terdapat pohon yang cukup tinggi dan berdiri kokoh. Seolah menandakan bahwa pura dan pohon tersebut adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan.





5. Pura Mahendra Jati Deming, Karang Anyar, Jawa Tengah
Pura terakhir yang kami kunjungi dihari pertama. Letaknya masih diatas dan kami harus menaiki anak tangga dan tanjakan. Kanan kirinya terdapat jurang atau bukit dan tidak ada batas untuk pegangan. Karena kami sampai disini pada malam hari, diperlukan penerangan yang cukup karena medannya yang agak berbahaya. Senter dan power bank sangat berguna pada saat malam hari ditempat seperti ini.

Setelah selesai kelima pura tersebut, kami kembali ke rumah dan beristirahat. Persiapan untuk esok masih sama, yaitu energi yang cukup karena bsok kami akan kembali mengunjungi 5 pura lagi. Semangaatttt kakaaaa....!!!


6. Situs Mengung, Karang Anyar, Jawa Tengah

Di hari kedua, kami mengunjungi sebuah situs hindu di desa nglurah. Situs tersebut dinamakan situs menggung. Auranya sangat kental dan di depan juga belakang situs ini terdapat pohon yang besar yang menambah kepekaan aura ditempat ini.


7. Candi Sukuh, Karang Anyar, Jawa Tengah 

Candi ini masih bernuansa hindu, rencana awal kami akan bersembahyang disini. Namun tiba-tiba pak mangku mengurungkan niatnya karena merasa tempat ini kurang suci. Dikarenakan tempat ini diperuntukkan untuk umum dan tidak ada larangan bagi wanita yang sedang berhalangan atau cuntaka untuk masuk ke area candi.



8. Pura Arga Badra Dharma, Karang Anyar, Jawa Tengah

Pura yang terletak di Ngargoyoso ini sudah cukup sering dikunjungi oleh petirta yatra. Letak pura ini juga sangat unik, karena berdekatan dengan gereja dan masjid. Sayang untuk menuju pura ini harus melewati jalan yang kecil, karena letaknya yang dibelakang tepatnya di belakang masjid.






9. Pura Jonggol Santi Loka, Karang Anyar, Jawa Tengah

Pura ini juga letaknya diatas dan perlu menanjak untuk sampai kesana. Ada sedikit masalah dalam penggunaan tanah untuk jalan menuju ke pura. Sebelumnya, tanah yang diperuntukkan jalan tidak pernah bermasalah. Namun ketika sudah berpindah ahli waris, sang anak kemnudian mempermasalahkan dan meminta untuk memindahkan akses jalan menuju ke pura. Untuk menghindari keributan, pemangku dan warga setempat mengiyakan dan segera akan memindahkan akses jalan ke pura tersebut.

10. Pura Giri Loka, Karang Anyar, Jawa Tengah

Pura terakhir yang kami kunjungi di malam hari raya kuningan. Di pura ini kami disambut dengan nyanyian jawa dan alat musik yang khas. 

Keesokan harinya, setelah menyelesaikan kunjungan ke 10 pura yang ada di Karang Anyar, kami bersiap untuk kembali ke Jakarta. Masih di stasiun solo Jebres dan menggunakan kereta Brantas menuju Jakarta, Perjalanan spiritual ini buat berakhir.......

Terima kasih Tuhan, Ida Betara, telah memberikan kami waktu dan kesempatan untuk berkunjung dan nangkil di pura sini. Semoga Tahun depan, kami masih bisa melakukan tirta yatra bersama kembali dan membawa cerita yang berbeda. Suksma Permudhita untuk undangannya.....

Comments

Popular posts from this blog

Cinta (penipuan) Berkedok Pelayaran

Leboy..

Pura Kawitan "Arya Pengalasan" Lampung