Puncak

Weekend kali ini gue memilih tempat berlibur yang tidak jauh dari Jakarta, namun peminatnya masih banyak meskipun kawasan itu selalu ramai ketika libur tiba. Iyeess... Puncak lah pilihannya, gue bersama ke enam temen gue berangkat dari Bekasi jam setengah 7 malam dengan menggunakan motor. Kenapa berangkatnya malam? karena gue masih menunggu teman yang masih ngantor meskipun akhirnya ditinggalin juga dan dia menyusul. Sepanjang perjalanan terpantau macet terutama saat sudah mulai memasuki kawasan Puncak.

Kami mengambil rute Bekasi-Cibinong-Bogor-Puncak. Rute yang panjang menurut saya, belum lagi jalanan menuju Cibinong yang agak rusak dan macet dibeberapa titik. Untung saja tidak hujan saat berangkat, dan kami pun cukup menikmati perjalanan panjang ini. Akhirnya kami tiba di Puncak, tepatnya Rindu alam jam 00.00 WIB. Kami pun memutuskan untuk menunggu teman kami yang menyusul tadi agar bisa barengan menuju villa. Tak berapa lama, teman kami pun datang dan kami melanjutkan perjalanan menuju Cibodas.

setibanya di daerah Cibodas, kami mencari villa terdekat untuk beristirahat karena kami sudah kelelahan sekali. Dapatlah kami rumah yang tak jauh dari Cibodas dengan harga Rp. 325.000 (sudah ditawar). Tak banyak omong, kami pun langsung mengambil lapak dan beristirahat, karena rencanya besok pagi kami mau melanjutkan menanjak ke Curug Cibereum. Meskipun pada nyatanya mah, mereka yang lelaki masih asyik saja mengobrol.

Malam pun berganti pagi hari, dan saat sedang bersiap-siap untuk menanjak, beberapa teman malah ga mau ikutan dengan alasan kelelahan. Karena ga seru klo hanya sebagian yang nanjak, maka gue ajukan alternatif lain agar semua bisa berwisata bersama. Iya.... telaga warna dipilih untuk menggantikan alternatif tadi. Sekaligus mampir ke kebun teh yang ada tak jauh dari kawasan telaga warna tersebut. Tiket masuk telaga warna ini juga cukup mahal menurut saya, 2 orang plus motor dikenai harga Rp. 50.000.

Tak lama kami menikmati keindahan di telaga ini, selain memang tak banyak yang menarik, tempat ini juga masih terdapat monyet liar dan berkeliaran. Monyet tersebut cukup agresif dan sepertinya kelaparan, karena ketika tas sepupu ditinggal di bangkus, beberapa kawanan monyet pun segera menghampiri dan mengacak2nya. Untungnya tidak sampai kebuka tasnya, karena memang didalamnya terdapat makanan seperti wafer.

Lanjut dari telaga warna, kami segera bergegas menuju sentul atau Gunung Pancar. Kami mengambil rute melewati bukit pelangi. Selain menghindari kemacetan, jalur yang ditempuh cukup pendek dan pemandangannya masih indah. Kami sempat mampir disebuah warung makan untuk sarapan, makanannya termasuk enak dan harganya pun terjangkau. Selain itu, kami juga bisa lesehan dan beristirahat sebentar.




Comments

Popular posts from this blog

Cinta (penipuan) Berkedok Pelayaran

Leboy..

Pura Kawitan "Arya Pengalasan" Lampung