Taman Wisata Wendit "Punden Mbah Kabul & Sendang Widodaren" Malang

Akhir April yang lalu, saya pergi ke Malang karena undangan teman kantor yang menikah. Saya memutuskan berangkat dengan mama. Saya berangkat Sabtu (30/04/16) siang, dan berhubung pesawat delay akhirnya saya tiba di Malang sekitar jam 3 sore. Sebelum ke hotel, saya dan mama juga mas Feri (driver langganan di Malang) mencari makan siang dulu. Pilihannya jatuh kepada bakwan malang Cak Man. Tadinya sih mau di Bakso President cuma pas sudah sampe sana ternyata parkirannya penuh dan antrinya pun panjang sekali.

Setelah makan siang, kami pun bergegas ke hotel untuk beristirahat. Hotel yang kami pilih pun juga atas rekomendasi mas Feri yaitu hotel De'boutique. Ulasan saya untuk hotel ini adalah hotelnya bagus, bersih, nyaman meskipun tidak terlalu besar. Saya pun langsung check in dan segera beristirahat karena nanti jam 6 sore saya sudah dijemput lagi untuk menghadiri acara resepsi pernikahan temen saya yang berlokasi di Aula SKODAM Brawijaya, tepat di depan balai kota.

Tepat pukul 6 sore, mas Feri sudah stand by di parkiran hotel untuk menjemput. Kami pun segera berangkat menuju lokasi resepsi. Ternyata dari hotel, lokasi ini tidak terlalu jauh, hanya sekitar 25 menit. Setelah tiba di lokasi, saya langsung bergabung dengan teman2 kantor yang lain yang sudah lebih dulu datang. Kami pun bersalaman, berfoto bersama dan menikmati hidangan yang telah disediakan. Tak berapa lama, saya dan mama berpamitan untuk pulang duluan karena mungkin mama masih kecapean.

Sebelum balik ke hotel, kami pun menikmati indahnya kota Malang di malam hari. Kami pun berkeliling ke perumahan elit yang ada di Malang tapi saya lupa namanya, antara perumahan di daerah Belimbing atau Permata Jingga. Mungkin kalau di Jakarta adalah perumahan Pondok Indah. Disana banyak anak2 tanggung yang sedang nongkrong2 dan ada juga yang sedang pacaran. Kata mas Feri, kalau malam minggu suka ada yang balapan motor juga disini. Kami pun menyempatkan untuk mampir dan membeli buah tangan yang sedang hits di daerah Suhat malang yaitu Strudel. Ini adalah bisnis makanan /bolu berbahan baku buah2an yang dikelola oleh suami artis Shireen Sungkar yaitu Teuku Wisnu.

Depan Goa
Setelah selesai berbelanja, kami pun segera kembali ke hotel untuk beristirahat. Dan benar saja, si mama langsung tidur pulas setelah tiba di hotel. Keesokan harinya, kami bersiap-siap untuk kembali ke Jakarta dengan pesawat siang. Sebelum kembali ke Jakarta, mama mengajak saya berwisata ke Wendit yang terletak di Jl. Raya Wendit Tim., Mangliawan, Pakis. Di taman ini terdapat banyak monyet liar namun sudah jinak. Wisata ini terdiri dari wisata air, pemandian, arena bermain dsb. Tiket masuknya cukup murah, hanya Rp. 10.000 untuk dewasa, dan Rp. 5.000 untuk anak-anak.


Depan Pesawat



Di taman
Samping Goa
 
Di taman
Samping Goa
Setelah masuk kami pun berjalan-jalan dan berfoto bersama di area ini, kebetulan mas Feri mengajak anaknya (Kevin) untuk ikut mengantar Yangti (mama) ke Bandara. Saat berjalan menuju kolam renang, saya tertarik dengan satu tempat religi dan ritual. Tempat itu adalah sebuah pemandian dan makam yang dinamakan "Punden Mbah Kabul dan Sendang Widodaren". Saat saya ingin masuk ke pemandiannya, ternyata di dalam pemandian ada sekelompok pemuda yang sedang berendam disana, jadi kami diminta untuk menunggu. Tapi sebelum kesana, saya seperti ditarik untuk melihat makam yang ada disebelah pemandian tersebut.


Depan Candi
Sebelum masuk kesana, sang kuncen sempet bercerita dengan si mama tentang asal-usul tempat itu. Kemudian si kuncen mempersilahkan saya dan mama masuk kesana. Saya pun membeli dupa yang di jual si kuncen untuk persembahyangan didalam sana. Benar saja, ketika saya pertama kali masuk ke dalam makam tersebut, aura yang dipancarkan sangat kuat dan saya mulai merasakan sesuatu didalam diri saya. Saya pun bersembahyang disana.



Wisata Religi

Setelah selesai bersembahyang dan keluar dari makam tersebut, ternyata sekelompok pemuda yang sedang berendam itu belum selesai juga. Sambil menunggu, saya dan mama pun melanjutkan obrolan dengan sang kuncen dan menanyakan siapa yang berstana didalam. Saat si kuncen bercerita, tangan kanan saya seolah berat. Sekuat tenaga saya menahan untuk tidak ada yang masuk dalam diri saya karena saya berpikir mama gak akan mampu jika sendirian menghadapi saya.

Setelah kelompok pemuda itu selesai dan keluar dari pemandian, kami sempat berbincang menanyakan kembali siapa yang berstana didalam. Salah satu pemuda bercerita bahwa dia pernah melihat sosok wanita menari didalam. Wanita itu cantik sekali seperti putri raja. Dalam hati saya, saya menyatukan persepsi yang sama tentang sosok itu dan yang saya rasa memang begitu. Tak lama, saya dan mama dipersilahkan masuk ke dalam pemandian oleh kuncen. Saat pertama kali masuk, aura disini pun tak kalah kuat dengan aura yang disebelahnya. 

Saya pun diarahkan oleh asisten kuncen untuk mengambil air dari mata air yang ada didekat gua. Airnya sangat jernih dan tenang. Saya pun berdoa dan memohon untuk kesembuhan mbah yang saat itu sedang sakit dirumah. Tak lupa juga mengambil sedikit air yang ada di dalam goa tersebut. Saat mengambil air inilah memang ada yang aneh dan terjadi pada saya. Karena takut, mama pun akhirnya memanggil si kuncen. Kemudian si kuncen pun ikut memanggil salah satu pemuda yang tadi berendam disini. Namanya"Tian", dan ternyata dia punya kemampuan supranatural.

Mas tian dan si kuncen berusaha menetralisir saya. Saya pun cukup lemas saat mas tian berusaha mengusir energi yang menempel di tubuh saya. Saat semua kondisi dirasa sudah membaik, kemudian mas tian bercerita bahwa sebaiknya saya jangan terlalu sering menggunakan mata ketiga. Mas tian juga bilang bahwa saya ini "indigo" dan berasal dari keturunan leluhur penari kecak. Saya juga diingatkan bahwa ketika masuk ke suatu tempat yang baru, sebaiknya jangan terlalu ingin mencari tahu apa yang ada didalamnya. Dia berpesan bahwa lebih baik mengetahui sesuatu hal karena mengalir begitu saja dan bukan dipaksa.

Setelah beristirahat sebentar akibat lemas, kami pun segera keluar dari pemandian itu. Mama juga membelikan teh manis hangat untuk mengembalikan tenaga saya yang cukup terkuras didalam sana. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11 siang dan saya harus segera ke Bandara untuk balik ke Jakarta. Saya dan mama pun berpamitan dan mengucapkan terima kasih kepada si kuncen dan mas tian atas bantuannya. Saya langsung menuju Bandara dan segera masuk ke dalam ruang tunggu karena sebelumnya saya sudah check in online terlebih dahulu.

Saya sempat bertemu dengan teman kantor dan bos saya di bandara yang ternyata satu flight dengan saya. Tak lama menunggu, kami pun dipanggil masuk ke pesawat untuk segera take off. Yang bisa saya sampaikan adalah terima kasih Malang, khususnya Taman Wendit untuk pengalaman dan pelajaran yang berharga dan mahal ini. Terima kasih juga untuk mas Tian dan pak kuncen untuk informasi dan bantuannya. Semoga di lain waktu, saya dan keluarga bisa kembali lagi ke tempat ini dengan cerita yang berbeda.

Comments

Popular posts from this blog

Cinta (penipuan) Berkedok Pelayaran

Leboy..

Pura Kawitan "Arya Pengalasan" Lampung