Beliau Menunjukkan Eksistensinya....

Saya tidak pernah menyangka  jika hari itu (kamis, 15/10/15) jam 23.00 WIB, saya akan mengalami sesuatu yang sebelumnya belum pernah terjadi, kecuali saat proses penglukatan saya kemarin di Lenteng Agung bersama bu Dayu (balian/orang pintar). Ini pertama kalinya terjadi di lingkungan kantor, saya sendiri bingung kenapa beliau bisa hadir dan sampai sekarang pun masih menjadi tanda tanya. Yang pasti adalah saya tahu kalau beliau sangat menjaga dan melindungi saya, beliau tidak ingin ada yang menyakiti saya.

Inti ceritanya begini :

Kamis, 15 Okt 2015 saya diajak oleh kantor untuk konsinyering (raker) di salah satu resort di Bogor. Kami ada beberapa cloter yang terdiri dari 2 mobil elf dan 3 mobil pribadi yang datangnya terpisah dengan rombongan elf. Kebetulan saya dapat mobil elf yang tidak enak, jarak kaki di bangku dengan bangku lainnya terlalu sempit dan supir yang mengendarai mobil itu juga tidak enak. Sedikit agak mabok dan sulit tidur jadinya. Kemudian jalan yang ditempuh melalui jalan biasa, kebetulan saat lewat Ciseeng, ada proyek pengecoran dibeberapa titik. Dan akibatnya kami terkena macet. Setelah menempuh perjalanan sekitar 3 jam dari kantor saya yang terletak di Serpong, rombongan tiba dengan selamat di resort sekitar pukul 12.15 WIB.

Setelah tiba di resort, rombongan langsung menuju resto untuk bersantap siang, dan saya harus mengurus pembagian kamar terlebih dahulu. Setelah selesai, saya langsung menuju resto untuk makan siang dan berkumpul dengan rombongan yang lain. Saat tiba di resto, saya melihat sesuatu yang selama ini menjadi phobia untuk saya. Iyaa...ada batu di dinding yang bentuknya seperti bintil2 dan itu banyak sekali disana. Sekali saya coba untuk melihat dan bertahan, namun ternyata saya tidak mampu mengusir phobia saya. Langsung saja saya gatal2 dan sedikit pusing, akhirnya saya meminjam syal teman untuk menutupi wajah saya agar menghindari melihat batu bintil2 tersebut. Paling tidak sampai makan siang selesai.

Setelah selesai makan siang, saya membagikan kunci kamar untuk beristirahat sejenak sebelum memulai rapatnya. Tiba jam 14.oo WIB, rapat dimulai dan break sekitar jam 17.00 sekaligus menunggu kedatangan Pak Deputi  untuk memberikan pengarahan. Kemudian acara berlanjut sampai jam 18.30 WIB. Kami pun beristirahat dan kembali ke kamar masing-masing dan kumpul kembali sekitar pukul 19.00 WIB di resto untuk santap malam dan lanjut rapat terakhir dimulai sekitar jam 20.00 WIB.

Seperti tadi siang, saya berusaha menutupi mata saya dari si bintil2 ini. Agak merepotkan memang tapi demi kebersamaan saya harus menahan phobia ini. Setelah selesai, kami melanjutkan rapat terakhirnya dan kembali ke ruang meeting. Meeting pun berlangsung s.d pukul 22.00 WIB. Saat coffee break, ada masalah sedikit dengan rombongan lain yang baru sampai di resort malam itu. Mereka kehabisan waktu untuk makan malam, jadi saat mereka ke resto mau makan malam ternyata santap malamnya sudah dibereskan oleh pihak resto karena dipikir sudah makan semua tamunya. Ini gak salah memang, karena dari pihak rombongan terakhir tidak ada konfirmasi ke saya yang menginformasikan mau datang jam berapa..

Tiba-tiba ada salah satu personil yang bertanya kepada saya perihal makan malam yang sudah tidak ada, belum sempat saya menjawab dan klarifikasi, orang tersebut sudah melengos pergi dengan raut muka yang menyebalkan. Saya pikir masalah makan malam ini sudah selelsai setelah kami semua kembali ke kamar masing-masing, namun nyatanya tidak. Orang yang sama ini masih membuat ulah dengan bilang ke teman saya bahwa dia tidak dapat kamar dan seolah menyalahkan saya sebagai panitia karena tidak becus mengurus pembagian kamar ini. Orang tersebut marah2 dan bilang "saya mau balik aja, saya gak dapat kamar, kamar saya dipake orang lain". 

Saya mencoba untuk klarifikasi dengan bapak labil ini dengan meminta tolong salah satu sahabat yang hubungannya cukup dekat dengan dia. Lalu secara tidak sengaja saya mendengar percakapan mereka lewat telepon karena suara bapak labil ini sangat kencang sekali. Disitu saya mendengar bahwa bapak labil ini alias babil menyalahkan saya perihal makan malam dan pembagian kamar yang mungkin tidak sesuai dengan harapan dia. Babil ini dengan emosi tetap ngotot tidak mau menginap di resort tersebut dan yang pasti tetap menyalahkan saya karena tidak becus mengurus acara ini.

Mungkin malam ini kondisi saya tidak bagus, kebetulan saya sedang haid, abis mabok juga tadi siang dan menahan phobia saya dari siang, saya menangis dan tidak terima dengan ucapan si babil ini. Awalnya saya masih sadar, dan tiba2 badan saya seperti menggigil dan dengan cepat saya seolah tidak sadarkan diri. Kepala saya terjatuh ke belakang dan mata saya langsung terpejam. Disinilah saya menyadari bahwa ada yang hadir dalam raga saya selain saya. Saya berusaha untuk menahan agar beliau tidak keluar namun apadaya saya tak mampu dan Iyaah...beliau hadir dan menunjukkan eksistensinya kepada orang2 di sekitar saya.

Saya mulai tertawa sendiri dengan suara yang mulai membesar seperti suara laki2, lalu menangis dan berkata minta pulang. Cukup lama saya tidak sadarkan diri, sehingga teman2 saya yang lainnya sedikit panik dan mencoba mencari bantuan dan memanggil teman2 yang lainnya. Kalau saya bisa bilang, sebenarnya saya setengah sadar dan mendengar apa yang teman2 saya katakan tapi ada satu kekuatan yang membungkam saya dan tidak memperbolehkan saya membuka mata.

Saat semua teman2 sudah berkumpul, kemudian mereka membawa saya ke kamar dan mulai membacakan doa2 yang mereka yakini untuk menenangkan saya. Di kamar, kaki dan tangan saya masih bergetar dan terasa dingin, lalu sahabat saya mengoleskan minyak angin agar saya merasa lebih hangat. Setelah doa2 itu dilantunkan, saya merasa tenang sesaat dan tertidur. Dengan siaga mereka semua menjaga saya diluar villa. Kemudian setelah sejam saya tenang, saya terbangun dan mencari sahabat saya. Mereka pun berkumpul dikamar dan saya mencoba menjelaskan kepada mereka perihal apa yang terjadi sebenarnya.

Saya juga meminta maaf kalau saya merepotkan mereka semua. Lalu sahabat saya berkata bahwa saat tadi menopang kepala saya, rasanya itu berat sekali sehingga membuat tangan mereka pegal2. Mereka juga bilang kalau suara saya saat tertawa itu sangat menyeramkan, tapi setelah diberikan penjelasan, mereka mengerti apa yang terjadi. Kemudian tak lama, kami langsung beristirahat karena waktu sudah menunjukkan pukul 00.30 WIB. Keesokan harinya saya merasa badan saya sudah lebih segar dan kami pun langsung berkeliling villa untuk berolahraga.

Singkat cerita, keesokan harinya (Jumat/16-10-2015) kami pun check out dari hotel dan pulang. Saya ikut pulang bersama sahabat saya, tapi selama perjalanan saya merasa masih ada yang aneh dengan badan saya. Tiba2 saja saya merasa kedinginan, kaki berat dan badan seolah greges. Dalam hati saya berkata, semoga beliau tidak keluar lagi saat ini, karena saya takut merepotkan sahabat saya yang saat itu posisinya sedang menyetir. Saya mencoba menahan sampe akhirnya saya tiba di rumah. Kemudian saat dirumah, saya langsung tepar dikamar dan baru bangun sekitar jam 18.30 WIB.

Saat mama pulang, mama menanyakan kepada saya bagaimana acaranya, apakah berjalan lancar atau ada kendala. Namun saya merespon datar setiap pertanyaan yang mama ajukan. Mama juga melihat ada yang berbeda dari saya. Saya terlihat lemas dan tak bergairah. Saat sedang mengobrol dengan mama, lalu saya meminta kepada mama untuk bersembahyang dan meminta beliau yang ada dalam diri saya ini untuk kembali ke tempatnya, karena ternyata beliau belum kembali sempurna ke tempatnya alias masih nangkil di diri saya. Mama pun kemudian sembahyang dan saat saya mau dipercikan tirta  atau air suci, saya kembali memejamkan mata dan seperti biasa, saya tertawa dengan suara besar saya. Lalu mama meminumkan tirta itu, dan saya mengecap2 seperti seekor naga yang kehausan. Mama saya pun memohon agar beliau kembali ke tempatnya dan beliau menyanggupi dengan memberikan isyarat mengangguk-anggukan kepala lalu berpamitan, dan saya pun kembali seperti sedia kala. Badan saya terasa enteng dan segar.

Mungkin beliau hadir karena tidak terima saya diperlakukan semena-mena, mungkin juga beliau ingin melindungi saya dari babil ini. Saya sangat berterima kasih karena beliau selalu senantiasa menjaga saya, dan semoga saya bisa mengendalikan diri saya jika beliau suatu saat nanti datang kembali.

Comments

Popular posts from this blog

Cinta (penipuan) Berkedok Pelayaran

Leboy..

Pura Kawitan "Arya Pengalasan" Lampung