Tirta Yatra Part 1- Candi Sambisari, Jogja

Perjalanan tirta yatra kami kali ini adalah menuju Yogyakarta, tepatnya nangkil di Candi Sambisari, Candi Sari dan Pura Banguntapan. Gue dan rombongan berangkat dari Pura Agung Tirta Buana, Bekasi Kamis, 25 Oktober 2012 tepat jam 20.30 WIB dengan menaiki bus Big Bird yang telah disewa oleh panitia. Perjalanan yang kami tempuh kira-kira 18 jam lebih dari Bekasi, ini dikarenakan long weekend dan jalanan pun macet total. Alhasil tibalah kami di Yogyakarta pukul 15.00 waktu setempat. 

Setelah tiba di Jogja, kami memutuskan untuk beristirahat sejenak di penginapan guna melepas lelah. Penginapan yang cukup asri milik salah satu peserta rombongan ditambah udara yang cukup sejuk membuat rasa lelah ini hilang dengan sendirinya. Setelah beberapa waktu lamanya beristirahat, kami memutuskan untuk bersiap-siap karena akan melanjutkan perjalanan menuju Candi Sambisari.  Dari penginapan menuju Candi Sambisari dibutuhkan waktu sekitar 30 menit dan tibalah kami disana tepat pukul 18.00. Sebelum lanjut ke cerita tentang pengalaman spiritual yang gue rasakan, ada baiknya qta mengenal Candi Sambisari terlebih dahulu.

 

Candi Sambisari adalah candi Hindu (Siwa) yang berada kira-kira 12 km di sebelah timur kota Yogyakarta ke arah kota Solo atau kira-kira 4 km sebelum kompleks candi Prambanan. Candi ini dibangun pada abad ke 9 pada masa pemerintahan raja Rakai Garung di zaman kerajaan Mataram Kuno. Dalam kompleks ini mempunyai candi utama didampingi oleh tiga candi perwara (pendamping). Di dalam candi ini terdapat patung Durga Mahesasuramardini (di sebelah utara), patung Ganesha (sebelah timur), patung Agastya (sebelah selatan), dan di sebelah barat terdapat dua patung dewa penjaga pintu: Mahakala dan Nadiswara. Di dalam candi utama terdapat lingga dan yoni dengan ukuran cukup besar.

Setelah tiba di Candi Sambisari ini, kami bergegas untuk melakukan persembahyangan. Ada yang unik ditempat ini, ketika beberapa orang ingin berfoto terutama keluarga gue, eh ternyata kameranya gak bisa dipakai untuk mengambil gambar candi ini. Tapi saat adik gue mencoba mengambil gambar lain dan ternyata kamera itu bisa memotret objek lain. Bahkan tanpa sengaja adik gue memotret beberapa cahaya yang muncul dari sekitaran Candi ini yang qta kenal dengan sebutan Orbs.

Pengalaman Spiritual yang gue alami sendiri adalah ketika gue sedang meyapa (melantunkan lagu suci) tiba-tiba ada sosok yang melintas dipikiran gue. Kalau gue gambarkan mungkin seperti seekor ular atau naga tapi berkepala barong. Gue sendiri gak bisa memastikan apakah yang gue lihat itu benar dan nyata atau hanya sebuah ilusi, yang jelas gue lihat sosok itu sampai 2 kali. Perlu pembuktian memang untuk meyakininya tapi yang pasti ketika gue melangkahkan kaki di pelataran candi, aura yang ada disekitar candi itu memang sangat kuat.

Setelah selesai sembahyang, kami diminta untuk mengitari lingga yang ada di dalam candi utama sebanyak 3 kali sambil meyapa. Setelah itu mengelilingi candi pendamping dan berdoa. Di candi pendamping ini, gue sempet ngerasain takut banget ketika gue sedang berdoa di patung Agastya (sebelah selatan). Gue ngerasa banyak dosa dan memohon ampunannya. Ternyata gak hanya gue yang ngerasain hal itu tapi juga keluarga gue.

Comments

Popular posts from this blog

Cinta (penipuan) Berkedok Pelayaran

Leboy..

Pura Kawitan "Arya Pengalasan" Lampung