Keindahan Karang Anyar dan Merapi

Sabtu (06/01/2017) mama mengajak saya ikut beserta rombongan pengawas di kantornya berwisata ke Jogja, sekaligus membuatkan acara perpisahan untuk para bosnya yang sudah pensiun dan akan berpindah tempat tugas. Kami berangkat dari Bandara Halim Perdana Kusuma dengan jadwal pesawat jam 18.50 menggunakan citilink. Saat menunggu di bandara, nampaknya bandara terpantau padat dikarenakan ada beberapa maskapai yang mengalami keterlambatan. Untungnya pesawat kami tidak mengalami hal yang sama.

Kami pun bergegas untuk segera memasuki pesawat dan segera tinggal landas. Perjalanan menuju Jogja ditempuh selama 50 menit. Ada masalah ketika kami akan mendarat, ternyata bandara Adi Sujipto terpantau juga rame. Dan karena kami masih ada dalam urutan nomer 7 untuk mendarat, maka awak pesawat memberi informasi bahwa kami akan mengudara kembali selama 20 menit sambil menunggu informasi untuk diperbolehkan mendarat. 

Finally, kami bisa mendarat juga dengan selamat.... Astungkare... Welcome Kota Istimewa, Kota Jogjakarta. Segera kami mengambil bagasi dan bergegas menuju hotel yang katanya hanya berjarak beberapa meter dari bandara. Kami menginap di Hotel Platinum yang masuk kategori hotel baru di Jogja karena baru diresmikan bulan September 2016 lalu. Hotelnya ditengah kota dan penampakannya masih bagus (yaiyalaahh.....secara masih baru gt...)

Kami pun langsung check in, dan menuju venue selanjutnya yaitu lokasi acara utama di lantai 10. Acara utamanya adalah perpisahan dengan bos si mama. Sebelum ke acara yang formal, seperti biasa diselingi musik dan alunan saxophone yang dimainkan oleh om Ton. Acara berlangsung cukup lama hingga larut malam, padahal bsok pagi kami sudah harus pergi lagi ke Solo untuk berwisata ziarah di Astana Giri Bangun dan berkunjung ke rumah salah satu (mantan) bos mama.

Sekitar jam 01.00 kami baru bisa masuk ke dalam kamar dan beristirahat, dan besok paginya kami sudah di warning untuk berkumpul di Lobby jam 07.00 WIB karena akan melanjutkan perjalanan ke Solo. Jarak dari Jogja-Solo sekitar 3 jam. Setelah sarapan pagi, kami langsung bergegas ke bus, dan seperti biasa namanya orang Indonesia pastinya selalu ngaret sehingga kami baru meninggalkan hotel sejam kemudian. 

Tepat jam 11.00 WIB, kami tiba di Astana Giri Bangun (kompleks pemakaman keluarga milik Pak Harto dan Ibu Tien). Tempatnya ada diatas bukit dan pemandangannya sangat indah. Kami bersama rombongan segera menuju keatas untuk melihat dalamnya pemakaman ini. Di Area utama (dalam) terdapat hanya 5 makam saja yakni, makam Ibu Tien, makam pak Harto, makam kedua orang tua Ibu Tien dan terakhir makam kakak tertua Ibu Tien. Total makam yang ada disini adalah 22 makam yang terdiri dari makam keluarga besar Bu Tien sendiri.

Awalnya saya tidak berani mengambil gambar disini, seolah ada yang berbisik dan mengatakan bahwa "jangan mengambil gambar jika hanya untuk kepentingan senang-senang belaka". Namun saya berusaha meyakinkan suara itu bahwa saya hanya ingin mengabadikan tempat ini dan mempublikasikannya sebagai sejarah, dan akhirnya suara itu memperbolehkan saya mengambil gambar namun tidak lebih dari sekali.

Setelah puas berwisata ziarah ke makam ini, kami pun melanjutkan perjalanan untuk makan siang dan dilanjutkan berkunjung ke rumah Pak Sarmidi (ex bos mama). Rumah orangtuanya (ibu kandung) masih bangunan lama dan tampak asri. Gak berapa lama kami mampir disana, kami kembali melanjutkan ke rumah orang tua Pak Sarmidi lainnya (ibu mertuanya). Ternyata mertuanya ini adalah yang pertama kali menemukan es teler, gak heran klo setibanya kami disana, kami sudah disuguhkan es teler dan bakso serta sate telur puyuh. Mantaapp....ajiiib....rejeki mana lagi yang perlu kau dustakan kawan...... (sambil menyeruput es teler yang uenaak tenan..)


Setelah kenyang, kami semua berpamitan dan langsung melanjutkan perjalanan kembali ke Jogja untuk menyaksikan pertunjukan sendratari Ramayana di Candi Prambanan. Karena ingin sampai tepat waktu, kami pun mencari alternatif jalur lain yang lebih cepat, eh taunya malah kami nyasar dan terpisah dengan bus yang lain. Pertunjukan dimulai jam 8 malam, tapi kami baru tiba di venue sekitar jam 9 kurang dan hanya bisa menyaksikan sisa pertunjukan saja. Ya lumayanlah...... Selesai pertunjukan, kami langsung menuju hotel untuk beristirahat dan mempersiapkan tenaga untuk ke Merapi. Yeaayyy...Merapi I'm coming.


 

Keesokan paginya selesai sarapan, kami segera check out dan bergegas menuju Merapi. Setibanya di Merapi, beberapa jeep sudah menunggu untuk membawa kami berkeliling di sekitaran Merapi. Rombongan saya, mama, tante Entin dan tante Lili memilih jeep kepunyaan om Joker (kami panggil saja begitu). Kami pun mulai berjalan dan mengelilingi Merapi, mulai dari museum merapi (rumah yang berisikan peninggalan meletusnya merapi), lalu batu alien (batu yang seolah menangis dan tidak bisa dipindahkan), bunker Kaliadem (tempat berlindungnya para pekerja ketika merapi meletus) dan spot2 kecil disekitar sana.





Setelah selesai, kami pun kembali ke meeting point diawal untuk segera bergegas menuju Keraton Jogjakarta. Namun setelah mendekati keraton ternyata jam kunjung sudah habis dan pintu gerbang keraton sudah ditutup, alhasil kami langsung meneruskan perjalanan menuju sentra batik, lalu tempat oleh2, makan siang dan langsung ke Bandara. Perjalanan pun selesai, sampai bertemu di perjalanan yang lain ya para ibu-ibu gengges....

Comments

Popular posts from this blog

Cinta (penipuan) Berkedok Pelayaran

Leboy..

Pura Kawitan "Arya Pengalasan" Lampung