Upacara Pembakaran Mayat (Ngaben)
Ngaben adalah suatu upacara pembakaran mayat yang dilakukan umat Hindu di
Bali, upacara ini dilakukan untuk menyucian roh leluhur orang sudah wafat
menuju ketempat peristirahatan terakhir dengan cara melakukan pembakaran jenazah.
Kata Ngaben sendiri mempunyai pengertian bekal atau abu yang semua tujuannya
mengarah tentang adanya pelepasan terakhir kehidupan manusia. Sebelum menuju
acara puncak, ada beberapa tahapan upacara yang harus dilalui terlebih dahulu,
diantaranya adalah :
Upacara Ngening adalah upacara pembersihan diri yaitu pergi ke tempat
pemandian guna membersihkan diri. Kemudian dilanjutkan dengan bersembahyang di
tempat yang telah disediakan dengan dipimpin oleh Pemangku.
Upacara Ngendang adalah upacara bagi jenasah yang masih tertanam di
tanah. Upacara ini dimulai denbgan bersembahyang kemudian keluarga mendekati
kuburan lalu membangunkannya dengan cara memanggil-manggil namanya, pukul-pukul
dimana kuburannya dan mengambil tanahnya menggunakan alat yang sudah disediakan
sebanyak tiga kali dan menaruh tulang-tulangnya nya ditempat yang telah
disediakan.
Upacara nganyut
dimaksudkan untuk pemanggilan roh yang sebelumnya dititipkan dibumi. Caranya
dengan mendatangi pantai terdekat kemudian sembahyang dengan membawa sesajen
yang sudah disiapkan. Setelah selesai kemudian sajen yang tadi dilarungkan ke
pantai, bersamaan dengan itu semua keluarga memanggil roh yang akan diaben.
Setelah pemanggilan roh, kemudian banten dibawa melinggih ke pura desa untuk disembahyangkan.
Kemudian banten dibawa ke pura prajapati atau setra untuk kembali
disembahyangkan. Terakhir banten dibawa menuju tempat untuk disemayamkan yaitu banjar
atau rompok. Roh mayat tersebut selanjutnya dimandikan dan di rias dengan
menggunakan pakaian adat bali. Kemudian keluarga diajak berkumpul di tengah
banjar untuk memberi penghormatan terakhir kepada leluhur yang telah pergi.
Sebelumnya keluarga sudah
mulai mempersiapan tempat mayat ( bade/keranda ) dan replica berbentuk lembu
yang terbuat dari bambu, kayu, kertas warna-warni, yang nantinya untuk
tempat pembakaran mayat tersebut. Mayat yang sudah dimandikan tersebut kemudian
dibawa ke Prajapati atau setra untuk disembahyangkan sebelum dimasukkan ke
bade/keranda. Seluruh keluarga berjalan berbaris didepan bade. Bade tersebut
kemudian diarak secara beramai-ramai. Setelah selesai disembahyangkan,
selanjutnya mayat tersebut dimasukkan ke dalam bade untuk segera dibakar.
|
|
|
Comments
Post a Comment