Salahkah mereka yang memilih Gay atau Lesbi..??
Hari ini, terlintas di pikiran gue mau menulis tentang hubungan sesama jenis. Memang bukan hal yang baru lagi membahas hal ini, tapi gue tertarik menulis lebih karena ingin membahas orang di sekitar gue ada yang mempunyai hubungan seperti ini. Gue juga kurang paham banget alasan dibalik perilaku menyimpang ini, tapi setidaknya sebelum kita menghakimi, ada baiknya kita cari dulu apa sebab yang membuat perilaku menyimpang ini belakangan makin digemari. Memang di budaya kita yang masih kental dengan budaya ketimuran, hal seperti ini sangat diharamkan. Tapi kita juga tidak bisa menyalahkan orang tersebut akan hal ini, siapa tahu saja sebenarnya dalam diri dia, ada gejolak penolakan yang mungkin dirasakan.
Sebelum itu, mari kita simak dulu penjelasan mengenai Homo/gay dan lesbian. Menurut Psikolog dari Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Dra Hastaning Sakti, Psikolog, M Kes mengatakan lesbian merupakan istilah yang menggambarkan seorang perempuan yang secara emosi dan fisik tertarik dengan sesama perempuan. Sedangkan gay, merupakan suatu istilah yang menggambarkan laki-laki yang secara fisik ataupun emosi tertarik pada orang yang berjenis kelamin sama.
Banyak hal atau alasan yang membuat orang akhirnya memilih seks menyimpang ini, baik yang homo maupun lesbi, dan gue coba menyatukan dari berbagai sumber alasan tersebut. Berikut adalah beberapa alasan mengapa mereka memilih hal (seks) yang berbeda dari yang biasanya:
1. Trauma yang sangat mendalam di masa lalu bisa menjadi penyebab utama
mengapa perilaku seks mereka menyimpang. Trauma ini tentu saja berasa
dari pasangan terdahulu sehingga mereka sudah enggan membina hubungan
dengan lain jenis.
2. Lingkungan juga erat kaitannya dengan perilaku menyimpang semacam ini.
Jika lingkungan sangat mendukung maka lama kelamaan mereka yang dulunya
suka dengan lain jenis sangat mungkin untuk berubah orientasi.
3. Faktor coba-coba melakukan hubungan dengan sesama jenis, penasaran, mendapatkan attachment dari si sesama jenis dan merasa nyaman dengannya.
4. Untuk merasakan sesuatu yang berbeda. Hal ini cenderung sulit dijelaskan karena sering kali bukan ketertarikan seksual yang dirasakan. Ketika melihat sesamanya yang cantik/ganteng, pintar, dan wangi, seperti apa ya rasanya berdekatan dengan dia? Mengapa lawan jenis begitu terobsesi dengan orang itu? Apa yang dirasakannya saat bersentuhan dengan titik sensitif orang tersebut? Pertanyaan seperti itu memang kerap muncul efek dari rasa penasaran.
5. Faktor Hormon. Seorang perempuan dengan jumlah hormon androgen adrenal yang terlalu
banyak atau berlebihan (yang diproduksi selama berada dalam kandungan),
cenderung menjadi kelaki-lakian atau tomboi. Sebaliknya pada laki-laki
yang memiliki jumlah hormon perempuan, cenderung berperilaku feminin.
6. Faktor pribadi/personal (psikologis). Seseorang menjadi homoseksual karena faktor keluarga yang tidak harmonis,
misalnya figur bapak sebagai laki-laki yang kejam, membuat seseorang
bisa menjadi lesbi; karena merasa secure dengan figur perempuan dan trauma terhadap laki-laki atau sebaliknya.
7. Nyambung secara emosional dan verbal. Berangkat dari kemampuan saling
memahami bahasa verbal dan perasaan masing-masing diantara mereka.
Menjadi rasa saling ketergantungan dan senasib sepenanggungan, dan
terakhir saling membutuhkan selanjutnyamerindukan dan lahirlah perasaan
sayang dan cinta.
8. Mengobati sakit hati. Ketika baru berpisah dengan pasangannya, perempuan tentu tetap merasakan saat-saat horny. Selain
sedang tak punya pasangan (pria), perempuan mungkin juga sedang tak
ingin terlibat dengan pria. Maka, ia pun akan mencoba melakukannya
bersama sesama perempuan, entah itu teman lama atau teman yang baru
dikenal. Bagaimanapun juga, dalam seks juga ada unsur kehangatan yang
didapatkan sehingga pasangan sejenis merasa didampingi seseorang yang
berpihak kepadanya. Dan ini tidak hanya terjadi pada perempuan.
9. Sesama jenis lebih tahu titik sensitif masing-masing. Pria sering kali
tidak tahu mana bagian yang menyenangkan untuk disentuh, terutama di
area vagina. Begitu juga sebaliknya bagi Perempuan, Dengan pasangan
sejenis mererka telah tahu titik rangsangan kaumnya masing-masing
sehingga kenikmatan hubungan intim bisa di dapatkan.
10. Faktor Iman. Jika tidak ada keyakinan yg kuat tentang apa yang benar dan yang salah,
bahkan cenderung menyukai hal2 yg terlarang, maka banyak melihat video2
atau gambar2 seks sesama jenis bisa saja menimbulkan kesenangan seperti
ini, lalu mulai timbul keinginan utk mencoba. Tapi kalau ada iman yang
kuat bahwa hubungan sesama jenis adalah dosa, maka tidak akan ada
ketertarikan yg kuat ke arah hal2 seperti itu.
Lalu dari sekian banyak faktor tersebut, adakah cara untuk mengatasi masalah seks menyimpang ini..?? pasti adaa...setiap permasalahan, pasti punya penyelesaiannya. Berikut beberapa cara untuk mengatasi masalah diatas:
1. Carilah kegiatan yang positif sehingga kita tidak sempat memikirkan hal-hal semacam itu.
2. Batasi lingkungan pergaulan khususnya jika kita sering bergaul dengan mereka yang memiliki kecenderungan suka sesama jenis.
3. Perbanyak teman dan tetap berfikir positif sehingga hal-hal semacam ini
tidak perlu terjadi. Faktanya, hubungan semacam ini akan membuat kita
semakin rumit khususnya untuk adat ketimuran.
4. Segera konsultasi kepada ahlinya seperti psikiater jika mulai merasakan hal tersebut agar tidak berlarut-larut. Berkonsultasi dengan orang yang tepat juga salah satu faktor penting
keberhasilan kita untuk kembali ke kodrat semula. Jika saat ini kita
sedang merasa tersakiti oleh pasangan yang kita sayangi maka segeralah
untuk move on dan menjalani hari-hari seperti biasa.
5. Perdalam lah ajaran agama masing-masing, karena dengan agama lah pondasi yang paling kuat untuk menghindari terjadinya perilaku menyimpang tersebut.
Untuk kasus yang terjadi disekitar gue ini adalah wanita menyukai wanita alias lesbi. Awalnya gue gak menyadari adanya perilaku menyimpang ini, dan gue santai saja berteman dengan mereka. Sampai pada suatu saat, mantan pasangan lesbinya chatting dengan gue di sebuah media sosial dan menceritakan semua, barulah gue sadar bahwa ada yang salah dengan mereka. Gue gak paham alasan si mantan lesbi ini cerita semua ke gue, yang dia bilang adalah "cukup kamu tahu aja sebenarnya yang terjadi dengan saya dan dia, dan tolong jaga rahasia ini baik-baik".
Sempet kaget dan bingung harus bagaimana bersikap. Gimana gak, karena orang yang lesbi ini adalah orang terdekat gue. Gak pantas aja klo gue langsung menjauh dan memutuskan hubungan. sebisa mungkin rahasia ini gue simpen dengan baik, sampai akhirnya dia menemukan pasangan lesbi barunya dan dikenalkan ke gue sebagai sahabatnya. Gue mulai menemukan banyak bukti akan perilaku menyimpang ini, mulai dari sms mesra, foto2 mesra, bahkan panggilan sayang untuk masing2.
Gue merasa gak berhak bertanya dan menghakimi, mengapa mereka memilih menjadi lesbi ketimbang normal seperti yang lain. Yang bisa gue lakukan adalah sebisa mungkin menerima kondisi mereka dan seolah tidak tahu dengan perbuatan terlarang mereka. Sedikit menjaga jarak tapi bukan berarti menjauh loh yaaa....karena gue yakin setiap orang berhak memilih apa yang terbaik untuk hidupnya meskipun pilihan itu terkadang tidak bisa diterima oleh akal manusia lainnya. Gue hanya berusaha menghargai setiap keputusan yang diambil mereka, dan berusaha menutupi agar mereka tidak mengetahui bahwa sebenarnya gue sudah tahu kondisi mereka yang sebenarnya.
Sumber:
http://lovesex.perempuan.com/sex/penyebab-dan-antisipasi-suka-sesama-jenis/
http://lifestyle.okezone.com/read/2008/07/12/24/126960/suka-sesama-jenis-tren-atau-kelainan
http://www.google.co.id/tanya/thread?tid=3b591d3d09584422
https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20120925212329AAsfYCl
Comments
Post a Comment