Nyemarang with EC
Awalnya niat kami adalah mengunjungi salah satu teman kantor yang akan menikah di Semarang. Dia memang asli semarang, makanya pesta perkawinannya diadakan di kota kelahirannya. Kami berinisiatif untuk pergi kesana sebagai perwakilan dari kantor. Rencana awal, kami berlima yaitu BRB, APT, ADI, ADN, dan saya berangkat ke Semarang dengan menggunakan jasa transportasi kereta api, namun berhubung tiketnya habis kami pun memutuskan untuk meminjam mobil kantor sebagai transportasinya.
Tapi, mendekati hari H ternyata ada salah satu rekan yang menawarkan untuk menyewa mobil travel untuk mengantarkan kami yang kalo dihitung jumlahnya bertambah menjadi 9 orang. Tanpa pikir panjang kami pun segera mencari travel yang terbaik dan dapatlah White*****. Kami kira inilah travel terbaik yang kami dapatkan, namun ternyata tidak. Selain mobilnya yang sempit untuk kapasitas 12 0rg, AC nya juga tidak terlalu dingin, dan yang parahnya lagi adalah supirnya yang menurut kami kurang handal dalam mengemudikan mobilnya. Bagaimana tidak, sepanjang perjalanan kami merasa seperti sedang menaiki jet coster/roller coster, merasa seperti terlempar2 dan tidak nyaman pastinya di sepanjang perjalanan. Beberapa kali si supir sempat menerjang kayu di jalan tol, menghantam rel kereta api dengan kencang dan memacu kendaraannya super cepat ketika malam dan jalanan yang tidak beraturan (daerah subang).
Agak kecewa dengan pelayanan yang kami dapatkan, apalagi untuk mobil travel sekelasnya dan dengan bayaran yang cukup tinggi untuk per harinya dibandingkan dengan pesaing lainnya. Tapi kekecewaan itu terobati dengan liburan kami ke Dieng, Wonosobo. Kami mampir di Dieng tepat ketika pagi baru saja menyambut, kami berjalan ke candi Gatot kaca, kemudian ke kawah sikidang dan lanjut ke telaga warna dan sekitarnya, lalu breakfast di mie ongklok (makanan khas wonosobo). Dilanjutkan dengan kunjungan ke Candi Gedong Songo. Kumpulan candi ini ada sembilan sesuai dengan namanya, namun untuk mencapainya dibutuhkan tenaga yang ekstra dan kekuatan fisik yang mumpuni. Bagaimana tidak, jarak antara candi satu dengan yang lainnya relatif jauh dan menanjak. Memang diselingi oleh turunan namun tanjakan lebih banyak. Hampir saya dan teman menyerah di candi yang kedua saking tidak kuatnya, namun berkat teman2 yang lain, kami mampu melaluinya dengan semangat hingga sampai keluar.
setelah puas berjalan2, kami menggabungkan makan siang dan malam disebuah resto di Semarang, Alam Indah Resto. Tempatnya sangat indah, dari ruangan tempat kami makan, kami dapat melihat hamparan bintang yang kami namakan bukit bintang. Selesai bersantap ria, kami langsung menuju hotel Neo untuk beristirahat. Gak lama kami istirahat, tiba2 teman yang lain mengajak jalan keliling semarang. Tempat yang dituju yaitu simpang lima, lawang sewu, tugu warna-warni. Sayangnya kami telat 5 menit setibanya di lawang sewu, karena jam operasionalnya dari jam 09.00-21.00 WIB.
Keesokan harinya, kami menghadiri prosesi akad nikah teman kami di Gracia Hotel, Semarang. Prosesinya begitu hikmad, sampai saya menitikkan air mata ketika kedua mempelai memohon restu dan ijin pada kedua orang tuanya masing-masing. Setelah selesai, kami kembali ke hotel untuk beristirahat. Tepat jam 11 siang kami kembali ke resepsinya. Tak lama berselang kami berpamitan untuk melanjutkan perjalanan kembali ke Jakarta, tapi tak lupa kami menyempatkan mampir ke lawang sewu. Kami pun berkeliling lawang sewu dengan didampingi guide yang kami sewa. Ada fakta menarik yang kami dapat, ternyata syuting ayat-ayat cinta berlangsung disana bukan di Kairo. Kurang lebih 2 jam kami berkeliling, kami pun berpisah dan melanjutkan untuk wisata kuliner membeli oleh2 di Pandanaran. Tak lupa mampir di penjual lumpia yang terkenal itu. Kami lanjutkan untuk dinner romantis di Kampung laut resto, suasananya sungguh menyenangkan dan kami pun cukup puas dengan perjalanan ini.
Happy wedding Imey & Endy, semoga keluarga kecil kalian sakinah, mawadah dan warohmah. amiiinnnn...................16-19/10/14
Comments
Post a Comment